Minggu, 23 Desember 2012

Kuatnya Uang

Fungsi historis uang adalah alat tukar. tapi sekarang fungsi uang tidak sekedar alat tukar, tapi juga juga sebagai simbol kekuatan , kekuasaan,kesuksesan, status dan kehormatan.

Uang juga bisa jadi motivator, motivator pada hal-hal yang positif dan juga pada hal-hal negatif. Jadi uang memungkinkan segalanya, uang dapat menjadi pembuka pintu. Uang adalah pelayan yang baik tetapi majikan yang kejam. Karena segala akar kejahatan adalah cinta uang. Oleh sebab itu kita harus hati-hati akan cinta terhadap uang.

Kekuatan lain dari uang adalah kekuatan yang sangat nyata pada jiwa kita, coba kita lihat wajah kita dicermin kalo lagi banyak uang, pasti penuh senyum dan ber-seri-seri. Lain lagi kalo lagi bokek alias tongpes alias tidak punya uang, wajah kita akan terlihat nyureng ,kening berkerut, pelit senyum dsb.
Jadi uang memiliki kekuatan spiritual untuk menenangkan hati kita yang memberi daya dan juga hidup kepada uang itu, sebuah kekuatan yang luar biasa yang betul-betul sangat memerlukan kendali pada diri kita.
Tapi jangan sampai kita mendewakan uang, memuja uang, karena hukumnya dosa,  menghalalkan segala cara demi uang.  Membunuh demi uang,  serakah,  tamak,  iri hati,  penyalah gunaan kekayaan,  sombong, dan angkuh.

Singkatnya marilah kita hidup sesuai dengan takaran iman dan taqwa. Mencintai uang boleh saja, tapi jangan melebihi cintanya kepada rasa iman dan taqwa. Jadikanlah uang hanya sebagai alat kita untuk hidup agar kita bisa ibadah dengan baik, agama apapun.Mencari uang itu juga wajib tapi sebatas hanya untuk berkehidupan yg beriman dan bertaqwa. Karena Allah swt mengajurkan agar kita semua bisa memanfaatkan waktu sebaik baiknya agar bisa menafkahi keluarga secukupnya.

Tidak seorangpun yang tidak ingin kaya tentunya, tapi jadilah orang kaya yang beriman dan bertaqwa, yang dermawan, yang murah hati, yang selalu membelanjakan sebagian hartanya untuk orang yang membutuhkan / fakir miskin , yang tidak terpengaruh kekuatan uang yang negatif, untuk sogok sana sogok sini demi keinginan pribadi, tetaplah pada koridor kebijakan dalam mengelola kekayaan kita.

Rudy Karetji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar