Garis – Garis Besar Haluan Organisasi
A. Pendahuluan
Garis – Garis Besar Haluan
Organisasi merupakan kerangka Ideologi, Organisasi, Politik, Strategi, dan
Taktik yang disingkat IDEOPOLSTRATA. Pergerakan organisasi ini selanjutnya
menjadi dasar kesinambungan roda organisasi menuju tujuan KRAK INDONESIA. Dan unutuk mengawal sampai
ke gerbang tujuan mestinya dilakukan berbagai proses tahapan yang cerdas,
sehingga potensi saat ini menjadi tolok ukur masa mendatang.
Sebagai generasi muda, yang anti akan korupsi adalah sebuah keharusan dalam
rangka membangun daerah ini dengan lebih baik. Sesuai dengan kondisi geografis dan kultur budaya serta memiliki kekayaan mineral, semestinya dijaga dan dikawal kemanfaatannya.
Kelak dikemudian hari jika hasrat ini menjadi nyata menjadi damai lestari.
Beberapa hal yang menjadi
kelemahan dan hambatan yang mesti segera diatasi dengan segala kekuatan dan
peluang. Dan tidak memaksakan diri menjadi frontal hanya karena jiwanya
menangis melihat korupsi yang memiskinkan masyarakat Indonesia. Semua itu terjadi oleh
karena sebagian manusia menjadi rakus dan serakah.
B. Tujuan
Tujuan GBHO KRAK INDONESIA adalah untuk memberikan
pemahaman mendalam bagi setiap anggota tentang apa itu, untuk apa dan bagaimana mencegah dan memberantas anti korupsi ?. Agar dalam melakukan
program – program organisasi dapat mengambil bentuk yang sesungguhnya sesuai
dengan tahapan – tahapan yang dirumuskan dalam GBHO.
C. Ideologi
Ideologi sebagai paham ataupun
aliran pemikiran bagi setiap organisasi menjadi dasar gerakan ataupun identitas
yang membedakannya dengan organisasi lainnya. Secara umum KRAK INDONESIA mengambil bentuk ideologi
pada Kelompok – kelompok pencinta anti korupsi yang bersandar pada Pancasila
dengan ikatan solidaritas tinggi dalam Kode Etik Pencinta anti korupsi.
KRAK Indonesia dengan kajian ideologisnya
mendefenisikan Tuhan – Manusia – Alam semesta adalah ikatan tak terpisahkan.
Tuhan pada puncaknya sebagai Esensi Pancaran Energi Cahaya Cinta, sementara
manusia dan alam semesta termanifestasi secara sempurna. Menafikan realitas ini
dipandang sebagai sebuah ketimpangan atau ketidak seimbangan sehingga mestinya
manusia sadar akan tanggungjawab selaku pribadi maupun kolektif.
Menghargai dan mengambil
manfaat dari kehidupan kultur masyarakat yang sangat menjunjung tinggi budaya malu. Disinilah KRAK INDONESIA wajib mempelajari kasus korupsi oleh karena, dengan semangat bereksistensi dan berdialektis dengan semua unsur masyarakat. KRAK INDONESIA selalu berpedoman sekali maju pantang untuk mundur dan
lebih baik melawan daripada harus berkompromi dengan koruptor. sebagai ciri khasnya
berkeyakinan bahwa “Tuhan bersama orang-orang yang berani”.
Dalam hal ini kajian KRAK INDONESIA adalah perpaduan antara
Materi dan non Materi. Atau secara filosofis Jiwa dan lingkungan adalah Materialisme dan Idealisme. Keduanya
menunjukkan proses dialektis, dimana ide sebagaii tak terlihat, kemudian
dipahami oleh orang – orang mitologi sebagai ampu, jiwa, ruh, penguasa dan
sebagainya. Kehadiran manusia dalam cara dan tingkat berfikirnya memandang
dengan logika, baik logika mistika maupun logika materialis. Eksitensi manusia
disini memberi tarikan yang sangat kuat memaknai habitatnya dan mendefenisikan dirinya
sebagai bagian dari lingkungan. Dengan Jiwanya bersama alam menjadi Jiwa yang lebih besar. Inilah KRAK INDONESIA. Ideologi ini kedepan dapat
diperkaya melalui pengkajian-pengkajian.
D.
Organisasi
Organisasi adalah sekumpulan
dua orang atau lebih yang saling bekerjasama untuk mencapai tuajuan bersama. KRAK INDONESIA sebagai organisasi dibentuk
sesuai dengan ideologi Pencinta Anti Korupsi dengan penjabaran
karakteristik dan pola berfikir para anggotanya. Organisasi ini kemudian
menyusun program-program mendatang secara bertahap sesuai dengan tujuan KRAK INDONESIA.
KRAK INDONESIA untuk tetap bertahan
melakukan kaderisasi secara periodic. Dalam kaderisasi ini dibuatkan formula
yang mampu memberikan melahirkan kader dan generasi pelanjut yang kuat dan tangguh, memiliki kepribadian utuh, dan jiwa
kepemimpinan.
Managemen organisasi
menjabarkan fungsi planning, organizing, actuating dan controlling (POAC), bagi
pengurus sebagai pedoman menjalankan roda organisasi kearah yang lebih
professional. Personalia pengurus maupun stock holder lainnya dalam KRAK INDONESIA mengupayakan dirinya mampu
memahami setiap bagian-bagian pekerjaan sebagaimana amanah yang telah
diberikan. Disini tempat belajar membentuk mental hidup, mengorganisir diri sendiri menjadi
pribadi yang siap tampil sebagai pemuda bangsa dan daerah yang pencipta dan
pengabdi.
Melakukan kaderisasi bukan
hanya dalam kegiatan formal seperti basic training pencinta anti korupsi. Disisi lain terdapat pembinaan anggota secara
non formal dan informal. Pada tingkat pengurus berlaku tanggungjawab satu
periode setelahnya.
Para pendiri KRAK INDONESIA sebagai person – person yang
memperkenalkan organisasi ini ditempatkan sebagai penjaga marwah organisasi.
Sehingga diberikan kewenangan – kewenangan khusus terutama dalam hal yang
sangat strategis. Kewenangan tersebut di format melalui Majelis Pertimbangan
Organisasi yang anggotanya adalah pendiri itu sendiri ditambah mantan ketua –
ketua formatur pengurus KRAK INDONESIA.
Pengangkatan Direktur Eksekutif Nasional dan Pengurus KRAK INDONESIA berdasarkan Tingkatan
Anggota, dimana calon formatur ketua umum adalah anggota yang memiliki
tingkatan keanggotaan tertinggi dalam KRAK INDONESIA dan disesuaikan dengan urutan
anggota. Pada periode-periode awal hal ini tetap dilakukan agar menjaga ketimpangan kinerja pengurus. Namun demikian
pada masa mendatang jika kondisi anggota yang sudah meluas dan bercabang dapat
dilakukan pemilihan secara demokratis.
E. Politik
Politik adalah kebijakan,
dalam hal ini kebijakan atau politik organisasi dimaksudkan untuk mengawal
kepentingan organisasi. Politisasi organisasi bersifat kedalam dan keluar.
Politik kedalam adalah membentuk kader dan menformulasikan bentuk kader dalam
susunan kerangka program – program KRAK INDONESIA. Sedangkankan politik keluar
merupakan langkah strategis untuk mengangkat KRAK INDONESIA di hadapan Publik sebagai organisasi yang kuat dan siap berinteraksi
confidence dengan organisasi / institusi luar.
F. Strategi
Strategi organisasi terangkum
dalam penyusunan program dan kebijakan setiap periode. Dengan ini dibuat
kerangka strategi secara bertahap mulai dari progam jangka pendek, program
jangka menengah dan program jangka panjang. Tahapan tahapan dimaksud sebagai
berikut:
1.
Program Jangka Pendek
Program jangka pendek
diarahkan pada pengenalan-pengenalan keorganisasian dan pencinta anti korupsi, dengan masa 3 kali periode kepengurusan.
Tahap I
Bentuk struktur organisasi pada format dasar dimana pengurus secara sederhana hanya terdiri dari Direktur
Eksekutif Nasional,Deputi, Sekertaris Eksekutif dan Direktur
Keuangan. serta divisi - divisi. Pada tahapan ini kegiatan-kegiatan organisasi adalah kegiatan monotoring sambil memperkenalkan tata cara laporan pertanggungjawaban.
Tahap II
Sebagai kegiatan utama pencinta Anti korupsi dan juga menangani perekrutan
anggota baru dan kebijakan kebijakan lain di sekitar monitoring sambil melakukan penyelidikan terhadap pembentukan divisi-divisi baru melengapi divisi yang sudah ada. Bentuk-bentuk rapat pleno
tahunan sudah mulai diterapkan yaitu rapat pleno I, II dan III. Perekrutan anggota baru sudah memamakai instruktur sendiri dengan pemateri ditambah
materi-materi keorganisasian yang dilakukan secara kolektif.
Tahap III
Pada Tahap ini susunan pengurus semakin mendekati bentuk yang ideal.
Struktur pengurus membentuk dua bidang tambahan yaitu bidang internal dan
bidang eksternal. Bidang internal bertugas menangani pendidkan dan pelatihan,
Bidang eksternal menangani kegiatan-kegiatan kemitraan dan advokasi social.
Setiap bidang terdapat wakil sekertaris yang membantu sekertaris umum. Fungsi
pengawasan dan control serta legalitas keputusan organisasi di tangan Majelis
Pertimbangan organisasi (MPO). MPO diadakan untuk memberikan ruang kepada
anggota diluar pendiri untuk lebih berperan, sementara MPO dari para pendiri lebih
banyak memformulasi bentuk organisasi ke arah yang lebih ideal disamping
memiliki kewenangan untuk mengesahkan kepengurusan.
2.
Program Jangka Menengah
Program jangka menengah
disusun 3 kali tahapan program jangka pendek
Tahap I
Pada tahap ini ditempuh selama 3 kali periode kepengurusan. Struktur
organisasi sudah berada pada gerbang yang ideal, bidang-bidang yang
dibutuhkan dalam organisasi sudah lengkap dan dibantu oleh keberadaan
departemen departemen sebagai administrator organisasi. Seluruh Pendiri pada
periode akhir sudah tidak berperan lagi sebagai pengurus. Atribut-atribut
organisasi sudah lengkap, seperti logo, pdl, bendera, hymne dan mars. Minimal
sekali melakukan kegiatan / seminar dan
bedah kasus. Kaderisasi ditingkat anggota
biasa berjalan berkesinambungan seperti pemateri dan instruktur.
Tahap II
Pada tahap ini KRAK INDONESIA tidak lagi mengalami kekurangan peralatan. Stok instruktur dan pemateri dari
anggota sudah siap pakai, terutama dalam rangka membangkitkan kembali Orang - orang pecinta anti korupsi
yang sudah stagnan.
Tahap III
Persiapan pembentukan kepengusan di tingkat wilayah (propinsi) dan daerah
(kabupaten/kota)
G. Taktik
Taktik melaksanakan program KRAK INDONESIA sebagaimana hasil dari
mekanisme musyawarah. Instrumen taktik dimulai tahap – tahap penyusunan agenda
program kerja, dan pelaksanaan rapat-rapat teknis seperti rapat harian dan
rapat pleno. Yang seluruhnya diarahkan pada teknis pelaksanaan strategi.
Sebagai catatan bahwa
menjalankan organisasi tidak harus kaku, dan takut salah, yang diharapkan pada
dasarnya adalah mobilitas pengurus melakukan komunikasi sesuai dengan
agenda-agenda yang telah ditetapkan.
H. Penutup
Demikianlah
GBHO ini dibuat dalam rangka mendukung kinerja
aparat organisasi agar lebih komprehensip menjalankan tugas – tugas organisasi
yang tersusun terencana dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar